Minggu, 10 Mei 2015

SISTEM EKSKRESI PADA MANUSIA

1.    Zat-zat yang Harus Diekskresikan
a.       CO2 dan H2O

Merupakan sisa pembakaran zat-zat makanan yang bserasal dari karbohidrat, lemak ataupun protein selama respirasi. Karbohidrat harus dibuang karena jika jumlahnya berlebihan dapat menyebabkan keracunan. Namun, jika jumlahnya tidak berlebihan, gas ini tidak berbahaya dan bermanfaat untuk menjaga kestabilan pH cairan tubuh. Da;am keadaan berlebihan, air juga harus dibuang dari tubuh karena dapat mengganggu tekanan osmosis sel.
b.      Amonia (NH3)
Merupakan sisa pebongkaran senyawa protein atau asam amino. Aminia yang terbentuk merupakan bahan yang sangat beracun bagi sel-sel tubuh sehingga harus dikeluarkan dari dalam tubuh. Ammonia merupakan gas yang sangat mudah larut dalam air.
c.       Urea (CO(NH2)2)
Urea lebih sukar larut dalam air dan lebih tidak beracun dibandingkan ammonia. Oleh karena itum hanya sedikit air yang diperlukan untuk melepaskan urea dari dalam tubuh. Ura dibentuk dari ammonia dan karbon dioksida melalui reaksi dengan asam amino. Pembentukan urea terjadi di hati.
d.      Asam Urat
Asam urat merupakan sisa metabolism asam nukleat, khususnya purin dan guanine). Asam urat memiliki molekul yang lebih besar daripada urea. Senyawa ini bersifat tidak larut sehingga tidak beracun bagi organisme. Bersama-sama dengan ammonia dan urea, asam urat termasuk bahan-bahan buangan yang mengandung nitrogen.
e.      Zat Warna Empedu

Hasil perombakan sel-sel darah merah, terutama hemoglobin, menghasilkan zat warna empedu, yaitu bilirubin dan biliverdin, yang berwarna hijau kebiru-biruan. Kedua zat itu selanjutnya akan diubah menjadi urobilin yang berwarna kekuning-kuningan yang akan memberi warna pada tinja (fesef) dan urine.

2.    Alat-Alat Ekskresi
A.     Ginjal (Ren)
Sepasang organ tubuh (berbentuk seperti kacang merah, terletak di sekat tulanng belakang), berfungsi mengeluarkan atau memisahkan produk buangan metabolism dari darah. Posis ginjal kanan pada tubuh lebih rendah daripada ginjal kiri. Hasil ekskresi ginjal adalah larutan yang dinamakan urine.
Ginjal memiliki beberapa fungsi, antara lain
-          Mengekskresi sisa-sisa metabilisme yang mengandung nitrogen, misalnya ammonia, urea, dan asam urat dari dalam darah
-          Mengekskresi kelebihan air, garam, hormone, obat-obatan, dan vitamin
-          Memelihara tekanan osmosis dan pH cairan tubuh.
1.       Struktur Ginjal
Ginjal manusia berbentuk seperti kacang merah dengan berat sekitar 0,5% dari berat tubuh. Panjangnya sekitar 7-10 cm dengan lebar 6 cm dan tebal 3 cm. Tiap ginjal terbungkus dalam selubung berserabut yang dilapisi oleh peritoneum dan biasana dikelilingi oleh arteri renalis yang bercabang dari aorta.
2.       Pembentukan Urine
a.       Filtrasi (Penyaringan)

Filtrasi merupakan langkah pertama dalam proses pembentukan urine. Dua factor utama yang memungkinkan terjadinya filtrasi adalah struktur glomerulus (kumpulan kapiler darah) yang sangat berpori dan tekanan darah di glomerulus yang jauh lebih tinggi dibandingkan dengan tekanan di kapiler tubuh lain.
b.      Reabsorbsi (Penyerapan kembali)
Reabsorbsi merupakan penyerapan kembali zat-zat yang masih berguna yang terdapat pada urine primer. Filtrate glomerulus/urine primer yang dihasilkan dari proses filtrasi masih mengandung bahan-bahan yang berguna bagi tubuh, seperti glukosa, garam-garam, asam amino dan air. Oleh karena itu, bahan-bahan tersebut harus diserap kembali ke dalam darah untuk dapat digunakan tubuh. Proses reabsorbsi terjadi selama filtrate melalui tubulus nefron yang dikelilingi pembuluh darah sehingga hasil reabsorbsinya segera diserap oleh pembuluh darah tersebut dan masih kembali ke dalam tubuh.
c.       Augmentasi (Penambahan)

Urine sekunder yang terbentuk di dalam tubulus konvolusi proksimal akan diteruskan ke tubulus konvolusi distal. Di dalam konvolusi distal terjadi augmentasi, yaitu proses zat-zat sisa yang dibutuhkan oleh tubuh, misalnya urea. Dalam proses tersebut, urea yang ada di dalam darah masuk ke dalam tubulus konvolusi  distal dengan cara transport aktif.
Setelah terjadi augmentasi, filtrate dialirkan ke saluran pengumpul dan kemudian ke medulla. Dari medula, urine yang sesungguhnya masuk ke pelvis renalis lalu ke ureter. Dari ureter, sebelum dikeluarkan urine ditampung di kantong kemih. Selanjutnya urine dikeluarkan melalui prosses dinamakan mikturisi atau urinasi. Mikturisi adalah suatu reflex sebagai tanggapan terhadap perenggangan dinding kantong kemih jika penuh berisi urine.

B.     Paru-Paru
Paru-paru mengekskresikan sisa-sisa proses pembakaran zat-zat makanan yang berupa karbon dioksisa (CO2) dan air (H2O)(dalam bentuk uap air). Sebagian besar (75%) karbon dioksida yang diangkut oleh darah berbentuk senyawa karbonat (H2CO3), sedangkan sisanya (25%) diikat oleh hemoglobin membentuk senyawa hemoglobin (HbCO­2).
Paru-paru terletak di dalam rongga dada bagian, bagian bawahnya menempel pada diagfragma. Setiap manusia memiliki 2 paru-paru. Paru-paru manusia dilindungi oleh tulang rusuk dan dilapisi oleh selaput tipis yang disebut pleura. Paru-paru terbagi menjadi 2 bagian, yaitu paru-paru kanan (dexter) yang memiliki 3 gelambir dan paru-paru kiri (sinister) yang memiliki 2 gelambir.

C.     Hati
Hati berfungsi untuk menghasilkan getah empedu dari hasil perombakan sel darah merah. Hati terletak di dalam rongga perut kelenjar terbesar pada manusia denga berat sekitar 2 kg. hati dilindungi oleh selaput tipis yang disebut kapsul hepatis. Pada hati terdapat pembuluh darah dan empedu disatukan oleh selaput jaringan ikat (capsula glison)
Cairan empedu (bilus) yang dihasikan oleh hati merupakan produk ekskresi yang dibentuk dari perombakan sel-sel darah merah yang telah usang (umur sel darah merah hanya sekitar 120 hari). Sel darah merah yang telah mencapai masa akhir hidupnya ditelan oleh sel-sel fagosit (sel-sel Kupffer).


D.    Kulit
Kulit adalah lapisan jaringan yang terdapat di permukaan tubuh yang merupakan organ terluar pada tubuh kita. Kulit termasuk organ ekskresi karena terdapat kelenjar keringat yang mengekskresikan zat-zat sisa. Kulit manusia terbagi menjadi 3, yaitu :
1.       Epidermis (kulit paling luar)
Terdiri dari 2 lapisan : lapisan tanduk dan lapisan malpigi
2.       Dermis (kulit jangat)
Lapisan dermis berada dibawah lapisan epidermis dan lapisan dermis lebih tebal. Antara lapisan dermis dan epidermis dilapisi dengan membrane basalis. Lapisan dermis terdapat beberapa bagian, diantaranya pembuluh kapiler, kelenjar keringat, kelenjar minyak, pembuluh darah, ujung-ujung saraf, dan kantong rambut.
3.       Jaringan Ikat Bawah Kulit
Lapisan ini berada di bawah dermis. Pembatas jaringan ikat bawah kulit dengan dermis adalah mulainya terdapat sel lemak. Lemak berfungsi untuk melindungi tubuh terhadap benturan, penahan suhu tubuh dan sumber energi.

Sebagai alat ekskresi, kulit mengeluarkan keringat yang dihasilkan oleh kelenjar keringat. Keringat merupakan hasil ekskresi yang terdiri atas air, garam (NaCl), dan sedikit urea. Bahan-bahan tersebut terdapa di dalam kapiler darah di kulit sebagai keringat. Banyak sedikitnya keringat yang dikeluarkan oleh tubuh sangat dipengaruhi oleh berbagai factor, antara lain aktivitas tubuh, suhu lingkungan, kelembapan udara, kelancaran penyerapan air pada ginjal, dan gangguan kejiwaan.


C.    Kelainan dan Penyakit pada Sistem Ekskresi
a.       Albuminuria
Terjadi kegagalan proses filtrasi oleh ginjal, terutama filtrasi protein (albumin). Akibatnya, albumin lolos dalam proses filtrasi dan ditemukan dalam urine.
b.      Anuria
Merupakan kelainan yang ditandai dengan tidak terbentuknya urine. Kelainan tersebut disebabkan oleh adanya kerusakan pada glomerulus sehingga ginjal tidak mampu memfiltrasi darah.
c.       Batu Ginjal

Terbentuk dari pengendapan garam-garam mineral, misalnya kalsium fosfat, di dalam ginjal atau di saluran urine (ureter dan uretra). Adanya batu di dalam saluran urine menyebabkan aliran urine menjadi terhambat.
d.      Diabetes Insipidus

Penderita diabetes insipidius menghasilkan urine yang sangat banyak dan encer (hipotonis). Akibatnya, penderita menjadi sering buang air kecil, mengalami kehausan secara terus-menerus, dan beresiko mengalami dehidrasi serta ketidak seimbangan ion-ion dalam tubuh.
e.      Diabetes Melitus
Diabetes mellitus merupakan gangguan yang ditandai urine penderita mengandung glukosa. Hal itu disebabkan tubuh penderita kurang hormone insulin sehingga proses perombakan glukosa menjadi glikogen terganggu atau berkurang. Akibatnya, kadar glukosa dalam darah meningkat dan tidak dapat direabsorbsi seluruhnya. Glukosa yang tidak dapat direabsorbsi diekskresi bersama urine
f.        Nefritis (Radang Ginjal)
Nefritis adalah suatu radang pada glomerulus yang disebabkan oleh infeksi bakteri. Radang tersebut menyebabkan glomerulus tidak dapat menyaring darah sehingga bahan-bahan buangan tetap ada di dalam darah.
g.       Sistitis dan Uretritis
Sistitis merupakan radang atau infeksi pada kantong kemih, sedangkan urethritis merupakan radang atau infeksi pada uretra. Keduanya dapat menyebabkan radang ginjal (nefritis). Urethritis dapat disebabkan oeh penyakit gonorea. Karena adanya perbedaan anatomi alat kelamin, laki-laki lebih sedikit menderita infeksi dibandingkan perempuan. Hal itu disebabkan pada perempuan bakteri-bakteri dari feses lebih muda masuk ke uretra.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar